top of page

Berita UPT

Lakukan Razia dan Tes Urine, Lapas Bengkulu Cegah Peredaran Narkoba

​​

Senin, 25 May 2015

Bengkulu – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Bengkulu bersama Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Bengkulu melakukan penggeledahan terhadap penghuni dan sel tahanan. Hal tujuan penggeledahan ini untuk mengetahui peredaran narkoba dan kepemilikan handphone di dalam tahanan.

Penggeledahan dilakukan mulai pukul 9.30 WIB, melibatkan pihak BNK Bengkulu dan seluruh sipir Lapas. Kalapas Bengkulu dan Kepala KPLP juga terlibat langsung dalam penggeledahan yang dirahasiakan ini. Termasuk para wartawan yang diundang ke Lapas tidak diberitahu apa kegiatan yang akan dilakukan. Barulah ketika sampai di Lapas, diketahui akan dilakukannya penggeledahan pada tahanan.

Dari hasil penggeledahan ini tidak ditemukannya adanya narkoba dari dalam sel maupun penghuni lapas, namun ditemukannya 3 buah handphone milik narapidana , dan langsung ditahan oleh petugas.

Pihak Lapas juga melakukan tes urine terhadap penghuni Lapas. Namun tes urine ini dilakukan secara acak saja, tidak semua penghuni. Dan yang dites urine ditemukan 12 terditeksi positif mengkonsumsi narkoba.

Menurut Dewan, pengeledahan yang dilakukan pihaknya bersama BNK merupakan tindak lanjut dari Menteri Hukum dan HAM dan BNN, agar seluruh Lapas di Indonesia melakukan penggeledahan terhadap peredaran narkoba di Lapas pasca terungkapnya pengendalian peredaran narkoba dari Lapas oleh jaringan kelas kakap di Nusakambangan.

 

“Selain menggeledah narkoba, sasaran kita juga adalah handphone sebagai alat komunikasi jaringan pengedar yang ada di dalam Lapas dengan jaringan mereka yang ada di luar,” tutur Dewan yang juga menyampaikan jika pihak Lapas Bengkulu sudah mempunyai agenda tetap melakukan razia rutin narkoba 4 kali dalam sebulan.(AS)

Upaya Hapus Pungli di Rutan Batam

​​

Batam- Beredarnya uang di dalam lapas adalah pangkal utama adanya pungli l. Oleh karena itu Kepala Rutan Batam, Anak Agung Gde Khrisna, berinisiatif menggandeng BRI untuk menyediakan BRIZZI  bagi warga binaan di Rutan Batam. Disaksikan oleh Dirjen Pemasyarakatan Handoyo Sudrajat, Kepala Kanwil Kepulauan Riau Kabul Priyono, dan Kepala BRI Cabang Batam Herman Depati, BRIZZI di launching penggunaannya di Rutan Batam, Senin (24/4).

 

"BRIZZI adalah uang elektronik pengganti uang tunai sebagai alat pembayaran", kata Agung. BRIZZI bekerja seperti ATM, dapat dipakai sebagai alat transaksi belanja, tetapi tidak dapat menarik uang.

"Semua warga binaan Rutan Batam akan mendapatkan kartu BRIZZI dari BRI, gratis", ujar Agung menjelaskan.  Kartu BRIZZI, akan di tempeli stiker yang berisi foto, nama dan tanggal lahir, secara manual oleh petugas. Serta 16 digit dari Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) sebagai identitas pemilik kartu.

Electronic Data Capture (EDC) akan diletakkan di kantin koperasi dan wartel rutan. Seluruh transaksi di Rutan Batam yang menggunakan uang diganti dengan kartu BRIZZI.

 

"BRIZZI adalah terobosan yang dilakukan oleh Rutam Batam dalam rang melaksanakan program 'Bebas Peredaran Uang' dan menghapus pungli", kata Kabul Priyono, Kepala Kanwil Kepulauan Riau.

 

Selain itu, BRIZZI juga diyakini dapat menghindari dari gangguan keamanan akibat peredaran uang.

Herman Depati, Pimpinan BRI cabang Batam, menjelaskan bahwa BRIZZI adalah produk BRI untuk transaksi pembelanjaan. "Produk kami ini untuk masyarakat umum, tetapi tidak mustahil bisa diberikan kepada warga binaan", ujar Herman.

"Kami berikan gratis, kepada warga binaan", kata Herman.

Pengisian dananya bisa melalui transfer, sehingga keluarga warga binaan tidak perlu repot membawa uang tunai atau yang keluarganya jauh tidak perlu jauh-jauh datang untuk mengantarkan uang ke keluarganya di rutan.

 

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pemasyarakatan, Handoyo Sudrajat menyambut baik terobosan ini. "Terobosan-terobosan yang dilakukan memberi keyakinan kepada saya bahwa jajaran pemasyarakatan tidak diam dan terus berbuat yang terbaik untuk kemajuan Pemasyarakatan", tutur Handoyo. Handoyo berpesan agar inovasi-inovasi positif dari jajaran petugas Pemasyarakatan yang mendukung tugas dan fungsi Pemasyarakatan hendaknya selalu ditumbuh kembangkan dan ditularkan kepada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan lainnya.(SN)

Dirjen Pemasyarakatan Monitoring Nusakambangan Via Udara

​​

Cilacap- Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Hans Sudradjat melakukan pemantauan kondisi Pulau Nusakambangan pada Jum’at (05/4). Kali ini, lain dari biasanya karena Hans melakukan monitoring melalui udara. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memantau kondisi terkini pulau Nusakambangan.

“Kegiatan ini untuk memantau kondisi lapas-lapas disana, selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana kerusakan lahan akibat adanya pembalakan liar,” ungkapnya.

 

Nusakambangan, merupakan pulau penjara dengan luas 210 kilometer persegi, memiliki tujuh Lapas dan dikhususkan bagi narapidana hukuman di atas 15 tahun. Topografi pulau yang dikelilingi hutan belantara lebat dan dipisahkan dengan wilayah darat oleh Segara Anakan membuat pulau itu awalnya cukup terisolasi.

 

Namun kondisi keamanan saat ini mulai menurun diakibatkan  banyaknya dermaga ilegal dan juga karena faktor alam.  Beberapa dermaga yang belakangan muncul yakni berada di daerah Selok Landak, Indralaya, Jongorasu, Kalijati, Solokjero, Karanglenang, Batukolong, Legok, Nusajaten, dan Solokbuntu. Belum lagi ditambah dengan semakin dangkalnya Sungai Citanduy yang memudahkan kapal nelayan untuk menyeberang.

 

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Tengah, Hendrawan Yulianto, membenarkan banyaknya dermaga yang ada di sekitar Nusakambangan. “Banyaknya dermaga membuat narapidana mudah kabur. Kami sudah berulangkali menertibkan perambah liar. Namun, karena keterbatasan personel, kami tidak bisa menertibkan perambah liar setiap saat,” jelasnya.(AS)

 

 

 Sumber : www.google.com (gambar)

Alamat

Jl. Veteran No. 11

Jakarta Pusat 10110

Hubungi

Tlp  : 021 - 3857611

Fax : 021 - 3857615

© 2015 by Public Relation BSI Pemuda

Proudly created with Wix.com

bottom of page